
Pertemuan Ikatan Wanita Persatuan (IWP) Universitas Hang Tuah, “Perempuan Tanggap dan Terampil Terhadap Bantuan Hidup Dasar”
Surabaya, 27 Juni 2024. Ikatan Wanita Persatuan (IWP) Universitas Hang Tuah menggelar pertemuan bertajuk “Perempuan Tanggap dan Terampil Terhadap Bantuan Hidup Dasar” yang diadakan di Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) Nala Husada. Acara ini merupakan bagian dari upaya IWP untuk meningkatkan kesadaran dan keterampilan perempuan dalam memberikan bantuan hidup dasar di situasi darurat.
Pertemuan yang berlangsung pada tanggal 27 Juni 2024 ini dihadiri oleh anggota IWP, dosen, staf/karyawan UHT dan berbagai tamu undangan. Acara dimulai dengan sambutan dari Ketua IWP Universitas Hang Tuah, Ibu Retno Supratono, yang menekankan pentingnya peran perempuan dalam situasi darurat dan bagaimana keterampilan dalam memberikan bantuan hidup dasar bisa menyelamatkan nyawa.





Dalam sambutannya, ketua IWP Ibu Retno Supartono menyampaikan, “Perempuan memiliki peran vital dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam situasi darurat. Dengan keterampilan yang tepat, kita dapat memberikan bantuan pertama yang sangat berharga sebelum bantuan medis profesional tiba. Tema ‘Perempuan Tanggap dan Terampil Terhadap Bantuan Hidup Dasar’ ini dipilih untuk mengingatkan kita semua akan pentingnya kesiapan dan keterampilan dalam memberikan pertolongan pertama.”
Selain itu, acara juga diisi dengan demo Basic Life Support (BLS) dari ahli medis RSGM Nala Husada yaitu upaya darurat untuk memenuhi kebutuhan oksigen agar keadaan mati klinis tidak menjadi mati biologis. dr. Atina Nabilah menjelaskan pentingnya BLS dalam situasi darurat medis seperti serangan jantung atau kecelakaan. “Bantuan hidup dasar adalah langkah pertama yang sangat penting untuk menjaga seseorang tetap hidup hingga bantuan medis profesional tiba,” katanya. Para peserta mendapatkan pengetahuan dan praktik langsung tentang bagaimana cara memberikan bantuan hidup dasar, termasuk teknik resusitasi jantung paru (RJP), bagaimana cara memberikan kompresi dada yang efektif dan pernapasan buatan, serta bagaimana mengenali tanda-tanda henti jantung mendadak. Latihan ini memberikan pengetahuan praktis yang sangat berguna,




Salah satu highlight dalam pertemuan IWP ini adalah demo Furoshiki, sebuah tradisi Jepang membungkus benda dengan kain untuk menutupi atau mengangkutnya. Furoshiki tidak hanya praktis tetapi juga ramah lingkungan karena mengurangi penggunaan plastik dan bahan sekali pakai lainnya. Para peserta diperkenalkan pada berbagai teknik melipat dan mengikat kain untuk berbagai keperluan, mulai dari membungkus hadiah hingga membawa barang belanjaan. Demo ini dipandu oleh ahli budaya Jepang Dwiane Risalona, S.Psi., MM yang menjelaskan sejarah dan filosofi di balik Furoshiki. Peserta juga diberikan kesempatan untuk mencoba sendiri teknik-teknik tersebut, yang sangat diapresiasi karena kesederhanaannya dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari.











Selain sesi edukatif, acara ini juga dimeriahkan dengan bazar yang menampilkan berbagai produk kerajinan tangan, makanan, dan barang-barang rumah tangga yang dijual oleh para anggota IWP dan komunitas lokal. Bazar ini tidak hanya memberikan kesempatan bagi para peserta untuk berbelanja dan menikmati berbagai produk lokal, tetapi juga menjadi ajang untuk mempererat tali silaturahmi dan mendukung ekonomi komunitas.








Dengan diadakannya pertemuan ini, diharapkan para peserta dapat menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari, serta menjadi agen perubahan dalam meningkatkan kesadaran dan kemampuan masyarakat dalam memberikan bantuan hidup dasar. IWP Universitas Hang Tuah berkomitmen untuk terus menyelenggarakan kegiatan yang bermanfaat bagi anggotanya dan masyarakat luas.


Ketua IWP juga mengungkapkan bahwa kegiatan ini bukanlah yang terakhir, tetapi akan menjadi bagian dari rangkaian program pelatihan dan edukasi yang berkelanjutan. “Kami berharap kegiatan seperti ini dapat terus dilakukan secara rutin dan melibatkan lebih banyak perempuan, sehingga kita semua dapat bersama-sama menciptakan lingkungan yang lebih aman dan siap dalam menghadapi situasi darurat,” tutup Ibu Retno Supartono. Pertemuan IWP ditutup dengan sesi ramah tamah dan hiburan. @Kominfouht_27062024



